Kemegahan Borobudur dan Prambanan: Menguak Makna di Balik Relief Dua Candi Legendaris

Indonesia memiliki dua warisan dunia UNESCO yang menakjubkan: Borobudur dan Prambanan. Keduanya mewakili puncak arsitektur dan seni pahat pada masanya. Kemegahan Borobudur dan Prambanan tidak hanya terletak pada bentuk fisik, tetapi juga pada ribuan relief candi yang mengukir narasi spiritual. Memahami relief ini adalah kunci untuk menyelami filosofi mendalam di balik dua candi legendaris ini.


Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia, melambangkan perjalanan hidup dan kosmologi Buddha. Reliefnya terbagi menjadi tingkatan yang mewakili tiga alam: Kamadhatu (alam nafsu), Rupadhatu (alam bentuk), dan Arupadhatu (alam tak berbentuk). Perjalanan melingkar ini mengajarkan tahapan pencerahan spiritual.


Di tingkat Kamadhatu, relief menggambarkan hukum sebab-akibat atau karmawibhangga. Ini menunjukkan konsekuensi dari perbuatan baik dan buruk manusia. Relief ini menjadi pengingat visual tentang pentingnya moralitas dalam hidup. Peziarah diajak merenungkan dosa dan pahala sebelum melanjutkan ke tingkatan atas.


Relief di tingkat Rupadhatu menceritakan kisah Jataka (kisah kehidupan Buddha sebelum lahir) dan Lalitavistara (kisah hidup Sidharta Gautama). Relief candi ini berfungsi sebagai panduan ajaran Buddha, memberikan contoh perilaku mulia dan pengorbanan yang harus diteladani oleh umat Buddha yang ingin mencapai kebahagiaan abadi.


Berbeda dengan Borobudur, Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu yang didedikasikan untuk Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Candi utamanya, Candi Siwa, diapit oleh candi Brahma dan Wisnu. Arsitekturnya yang tinggi dan ramping melambangkan Kemegahan Borobudur versi Hindu, sebuah puncak kesempurnaan arsitektur Jawa kuno.


Relief utama di Prambanan menceritakan epik besar Ramayana dan Bhagavatapurana. Relief Ramayana diukir mengikuti arah prasawiya (berlawanan jarum jam), mengisahkan petualangan Rama dan Sinta serta pertempuran melawan Rahwana. Relief ini melambangkan perjuangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).


Relief candi di Candi Wisnu mengisahkan Kisah Kresna dari Bhagavatapurana. Sementara itu, Candi Brahma memiliki relief kelanjutan dari Ramayana. Setiap detail pahatan di Prambanan sangat halus dan dinamis, menunjukkan keterampilan artistik tinggi dari para seniman pada era Wangsa Sanjaya.


Kedua candi, meskipun berbeda agama dan filosofi, sama-sama berfungsi sebagai media pendidikan spiritual. Kemegahan Borobudur dan Prambanan mengajarkan nilai-nilai moral dan kosmologi kepada masyarakat. Mereka adalah kitab suci yang tertulis di atas batu, mengajak peziarah untuk refleksi diri.


Membandingkan Kemegahan Borobudur dan Prambanan, kita melihat dua aliran spiritual besar yang berkembang berdampingan di Jawa kuno. Kedua relief candi tersebut adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keduanya mencerminkan toleransi dan tingginya peradaban yang pernah ada di Nusantara.


Mengunjungi dua candi ini memberi pemahaman utuh tentang sejarah Indonesia. Mereka adalah bukti nyata Kemegahan Borobudur dan Prambanan, yang mana makna abadi di balik relief-reliefnya terus menginspirasi dan memukau seluruh dunia.

Related Posts

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org